Kisah Haru Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan sahabat Ukasyah ra
07.22.00 |
Ukasyah Radhiyallahu ‘anhu
Dikatakan :

Rasulullah telah jatuh sakit agak lama, sehingga kondisi beliau sangat lemah.

Beliau duduk dg lemah di atas mimbar. Wajahnya terlihat pucat, menahan sakit yang tengah dideritanya.


Kemudian Rasulullah bersabda:
“Persaksikanlah ya Allah. Sesungguhnya aku telah menyampaikan amanah ini kepada mereka.”
Kemudian Rasulullah bersabda lagi, dan setiap apa yg Rasulullah sabdakan selalu dibenarkan oleh para sahabat.

“Sesungguhnya, aku akan pergi menemui Allah. Dan sebelum aku pergi, aku ingin menyelesaikan segala urusan dengan manusia. Maka aku ingin bertanya kepada kalian semua. Adakah aku berhutang kepada kalian? Aku ingin menyelesaikan hutang tersebut. Karena aku tidak mau bertemu dengan Allah dalam keadaan berhutang dengan manusia.”

Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam mengulangi pertanyaan itu sebanyak 3 kali.

“Ya Rasulullah! Aku ingin sampaikan masalah ini. Seandainya ini dianggap
hutang, maka aku minta engkau selesaikan. Seandainya bukan hutang, maka
tidak perlulah engkau berbuat apa-apa”.
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam berkata: “Sampaikanlah wahai Ukasyah”.

“Aku masih ingat ketika perang Uhud dulu, satu ketika engkau menunggang kuda, lalu engkau pukulkan cambuk ke belakang kuda. Tetapi cambuk tersebut tidak kena pada belakang kuda, tapi justru terkena pada dadaku, karena ketika itu aku berdiri di
belakang kuda yg engkau tunggangi wahai Rasulullah”.

Dengan suara yg agak tinggi, Ukasyah berkata: “Kalau begitu aku ingin segera melakukannya wahai Rasulullah.”

Ukasyah tidak menghiraukan semua itu. Rasulullah meminta Bilal mengambil cambuk di rumah anaknya Fatimah.

Bilal menjawab dg nada sedih: “Cambuk ini akan digunakan Ukasyah utk memukul Rasulullah”
Terperanjat dan menangis Fatimah seraya berkata:
“Kenapa Ukasyah hendak pukul ayahku Rasulullah? Ayahku sedang sakit, kalau mau mukul, pukullah aku anaknya”.
Terperanjat dan menangis Fatimah seraya berkata:
“Kenapa Ukasyah hendak pukul ayahku Rasulullah? Ayahku sedang sakit, kalau mau mukul, pukullah aku anaknya”.
Bilal menjawab: “Sesungguhnya ini adalah urusan antara mereka berdua”.
Bilal membawa cambuk tersebut ke Masjid lalu diberikan kepada Ukasyah.

Rasulullah : “Duduklah wahai Abu Bakar. Ini urusan antara aku dengan Ukasyah”.

“Ukasyah..! kalau engkau mau mukul, pukullah aku. Dulu memang aku tidak suka mendengar nama Muhammad, bahkan aku pernah berniat untuk menyakitinya, itu dulu. Sekarang tidak boleh ada seorangpun yg boleh menyakiti Rasulullah Muhammad. Kalau engkau berani menyakiti Rasulullah, maka langkahi dulu mayatku..!.”
Lalu dijawab oleh Rasulullah :
“Duduklah wahai Umar. Ini urusan antara aku dg Ukasyah”.
“Duduklah wahai Umar. Ini urusan antara aku dg Ukasyah”.
Ukasyah menuju kehadapan Rasulullah, tiba2 berdiri Ali bin Abu Talib sepupu sekaligus menantu Rasulullah .

Lalu dijawab oleh Rasulullah :
“Duduklah wahai Ali, ini urusan antara aku dengan Ukasyah” .
“Duduklah wahai Ali, ini urusan antara aku dengan Ukasyah” .

Lalu Rasulullah berkata: “Wahai cucu-cucu kesayanganku duduklah kalian. Ini urusan Kakek dg Paman Ukasyah”.

“Bagaimana aku mau memukul engkau ya Rasulullah. Engkau duduk di atas dan aku di bawah. Kalau engkau mau aku pukul, maka turunlah ke bawah sini.”
Rasulullah memang manusia terbaik. Kekasih Allah itu meminta beberapa
sahabat memapahnya ke bawah. Rasulullah didudukkan pada sebuah kursi,
lalu dengan suara tegas Ukasyah berkata lagi:
“Dulu waktu engkau memukul aku, aku tidak memakai baju, Ya Rasulullah”
“Dulu waktu engkau memukul aku, aku tidak memakai baju, Ya Rasulullah”
Para sahabat sangat geram mendengar perkataan Ukasyah.

Kemudian Rasulullah berkata:
“Wahai Ukasyah, segeralah dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Nanti Allah akan murka padamu.”
“Wahai Ukasyah, segeralah dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Nanti Allah akan murka padamu.”

“Ya Rasulullah, ampuni aku, maafkan aku, mana ada manusia yang sanggup menyakiti engkau ya Rasulullah. Sengaja aku melakukannya agar aku dapat merapatkan tubuhku dg tubuhmu. Seumur hidupku aku bercita-bercita dapat memelukmu. Karena sesungguhnya aku tahu bahwa tubuhmu tidak akan dimakan oleh api neraka. Dan sungguh aku takut dengan api neraka. Maafkan aku ya Rasulullah…”

“Wahai sahabat-sahabtku semua, kalau kalian ingin melihat ahli Surga, maka lihatlah Ukasyah..!”
Semua sahabat meneteskan air mata. Kemudian para sahabat
bergantian memeluk Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam .
*****
Semoga tetesan air mata ini salah satu bukti kecintaan kita kepada kekasih Allah Ta’ala….
bergantian memeluk Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam .
*****
Semoga tetesan air mata ini salah satu bukti kecintaan kita kepada kekasih Allah Ta’ala….
Allahumma sholli ‘alaa Muhammad.
Allahumma sholli ‘alayhi wassalam.
Allahumma sholli ‘alayhi wassalam.