Jangan Pernah Lupa Pakai Logika. Ini Alasan Sebenarnya Cinta Nggak Pernah Buta
21.35.00 |
Kalimat klise yang jadi patokan kebanyakan orang untuk menyalahakan
cinta ketika dirinya salah jatuh cinta. Layaknya pembenaran diri, bahwa
bukan kamu yang salah ketika dirimu terlanjur kecewa sekarang. Kadang
selain pada cinta kamu pun mencari kesalahan di tempat lain, entah
mantan pasanganmu atau orang lain yang dianggap menjadi penyebab
keretakan. Intinya dirimu tak salah dalam hal ini.
Padahal kalau kamu mau berpikir sejenak dengan lebih bijak, dirimu
sendiri punya andil besar yang membuatmu salah memilih orang untuk
dicintai. Cintamu sendiri tak pernah salah, dan sebenarnya cinta pun tak
buta seperti kilah yang kamu dan orang lain ucap. Sebab yang salah ya
memang kamu yang mungkin pada saat itu lebih mengikuti perasaan sampai
akhirnya lupa menggunakan logika.
Jangan terburu menyangkal, ada baiknya kamu renungi dulu alasan ini. Siapa tahu bisa jadi bahan untuk berbenah diri.
1. Awalnya memang nggak cinta, tapi nyaman akhirnya membuatmu luluh juga
Banyak orang orang bilang jangan terlalu benci atau terburu pesimis
dengan orang kamu baru kenal. Katanya perasaan-perasaan itu bisa saja
jadi bumerang yang justru membuatmu bertekuk lutut di hadapan rasanya
nyaman hingga akhirnya cinta. Sebab memang nyaman selalu punya cara
untuk mengubah dan mengaburkan penilaianmu. Seperti kamu yang sekarang
kecewa karena terlanjur nyaman dan akhirnya jatuh cinta dengan orang
yang ternyata salah.
Awal berkenalan kamu tak suka beberapa sikap atau sifatnya. Tapi cara
dia memperlakukanmu yang terlihat sungguh-sungguh pun berhasil membuat
perasaan yang tadinya biasa berbelok menjadi nyaman yang luar biasa.
Kamu terbuai, lalu di akhir cerita justru dibuat jatuh tanpa pernah
ditangkap sepenuhnya oleh dia.
Pantas jika ada orang yang penah berkata, nyaman itu lebih bahaya dari jatuh cinta.
2. Namanya udah terlanjur nyaman, semua hal yang kamu lihat dari dia pun cuma kebaikan dan kebaikan
Bukan cinta yang salah, justru nyamanmu yang terlanjur ada yang salah.
Nyaman itu punya kekuatan yang besarnya tak akan pernah bisa kamu
kira-kira sebelumnya. Mau menolak seperti apa untuk bilang tidak akan
mencintainya, tapi kalau akhirnya kamu sudah nyaman logikamu pun bisa
seperti terjungkal dengan drastisnya. Kamu tak lagi bisa melihat segala
sesuatunya dengan objektif ataupun subjektif. Sebab yang kamu lihat cuma
kebaikan-kebaikannya saja, sedangkan keburukannya entah kenapa seperti
halnya iklan di games online yang sekalinya muncul segera kamu skip.
Nyaman membuatmu asyik sendiri, tanpa pernah peduli dengan hal-hal lain yang datang.
3. Semakin banyak yang bilang dia kurang baik, kamu semakin ingin memperjuangkannya demi bukti yang nyatanya “untung-untungan”
Ibarat kopi tanpa gula yang sudah tahu pahit, tapi tetap masih saja
ditegak. Sebab kamu berharap dari sisi pahitnya itu kamu menemukan
kenikmatan atau kebaikan yang orang tak pernah tahu sebelumnya. Tapi
setelah memperjuangkan harapan itu, nyatanya kamu memang cuma
mendapatkan pahit saja.
Persis ketika teman, saudara, orang tua bahkan mereka yang kurang kamu
kenal bilang tentang dia yang kurang baik dan tak layak kamu jadikan
pasangan. Kamu bukannya mendengarkan semua nasehat itu, tapi kamu justru
sibuk berusaha membuktikan kalau dia tak seburuk penilaian mereka.
Tanpa pernah sadar atau ingat kalau yang kamu perjuangkan ini pun hal
gamblang yang bisa jadi terbukti bisa jadi tidak.
Kabar buruknya, ternyata memang apa yang kamu perjuangkan dengan
dasar perasaan itu salah besar, dan membuatmu menelan rasa kecewa yang
pahit.
4. Perasaan cinta yang lebih berat, buat kamu lupa mempertimbangkannya semua hal dengan tepat
Terlanjur cinta membuatmu tak lagi memikirkan semua hal dengan matang.
Apapun yang diucapkan olehnya seolah hal yang paling tepat. Seperti saat
kamu dengan mudahnya memberi sesuatu yang berharga dari keperempuananmu
karena ucapannya dia yang buatmu melambung bersama angan. Kamu tak
memikirkan sebab akibat sampai dengan nilai-nilai yang selama ini kamu
pelajari.
Intinya apa yang kamu lakukan ini atas dasar cinta yang buta. Padahal
nyatanya memang kamu sendiri yang membiarkan diri terbuai oleh perasaan,
dan logikan ditinggal di belakang begitu saja.
5. Cinta itu nggak pernah salah, cuma kadang kamu jatuh di orang yang salah
Mau sekecewa apapun kamu, ingat lagi cinta tak pernah salah. Sebab dia
datang karena memang dirimu di alam bawah sadar yang memintanya. Seperti
halnya cinta sejati yang datangnya pun tanpa pernah direncanakan
olehmu. Jadi cinta itu misterius. Sendangkan yang salah, lagi-lagi kalau
tak di kamu, ya dia yang ternyata bukan orang yang tepat.
6. Mungkin juga kamu yang salah menafsirkan cinta, hanya mengutamakan rasa tanpa ingat dengan proses untuk mempelajarinya
Cinta memang tak akan pernah terlihat jelas wujudnya. Tapi secara
penafsiran, cinta jelas tak hanya persoalan rasa yang timbul dari kasih
sayang yang kuat. Cinta sendiri sebenarnya tempat kamu belajar apapun
hal baik yang ada di hidup ini. Bukan hanya soal merasakan bagaimana
kehadirannya yang membuat siapapun mendadak bahagia atau sedih tak
terkira. Tapi kamu harus ingat ada proses yang sebenarnya cukup panjang
untuk mempelajarinya, bahkan bisa jadi sepanjang hidupmu sendiri.
Sebab cinta itu seperti sebuah perjalanan yang tak cukup dilakukan
sekali. Kamu perlu melakukan perjalanan berkali-kali untu bisa melihat
dan mengerti banyak hal. Termasuk cinta yang memang harus terus
dipelajari sekalipun kamu sudah menemukan orang yang tepat.
Jadi, saat kecewa karena cinta datang, apa iya kamu masih akan selalu bilang,
Ya namanya juga cinta, dia buta!
hipwee.com