Untuk Para Perempuan Di Luar Sana. Berbahagialah
21.18.00 |
Kamu. Perempuan yang terlalu naif dan menganggap segala yang telah Allah gariskan akan semulus air mengalir.
Masihkah dengan keyakinan dan keteguhan yang sama? Atau apakah sekarang kamu mulai mempertanyakan tentang keyakinan tersebut?
Mempertanyakan segala muara dari air yang mengalir masihkah ia menuju
garis takdir atau berhenti mengalirkah? Apakah diri sudah belajar
menerima bahkan yg tidak bisa dan tidak mau dia terima?
Barangkali itulah alasan kenapa perempuan itu selalu tenggelam dalam
ingatannya, sebab sebuah kenangan yang tak pernah ia lepaskan.
Membuatnya terus kembali dan merasakan bagaimana hatinya berdebar setiap
detiknya.
Mungkin perempuan itu teramat naif masih saja percaya bahwa kesakitan
hanyalah permainan pikiran. Padahal dia tidak pernah tahu dan mau tahu
bahwa kesakitan terasa lebih pedih dalam pikiran jika ia terus-terusan
terbuai dalamnya.
Patah hati serta terluka karenanya adalah cara waktu menguji seberapa tabah engkau mencintai.
Perempuan itu sedang merasakan dua gejolak yang bertubi-tubi
menyerangnya. Tapi kamu tahu, sedikitpun dia tidak menyalahkan Tuhan
atas apa yang baru dia terima. Justru dia menyalahkan dirinya yang
teramat tidak tahu diri. Ah, lagi-lagi dia menyalahkan dirinya kembali.
Padahal apa salahnya sesekali saja dia mengumpat. Sekali saja dia
mengeluh dan berteriak kencang,
Aku lelah!
Kenapa dia selalu saja mendahulukan kebaikan oranglain ketimbang dirinya
terlebih dulu. Bukankah dia bodoh? Ya, akui sajalah kamu pasti jengah
padanya. Karena meski sekuat itu badai menerpanya, dia tidak menampakan
marut hatinya padamu.
Iya, memang benar sekali bahwa Perempuan itu tidak hanya naif tapi
sangat aneh. Benar-benar aneh. Bahkan mungkin kamu sendiri akan sering
dibuatnya bingung. Ia bisa marah dan sayang bersamaan. Ia bisa cemburu
dan rindu bersamaan pula. Tapi, kebodohan terbesarnya adalah ia tak
pernah mampu ketika harus mengatakan segala yang menyesakkan
perasaannya. Bahkan ia tidak mau mengeluhkan serta mengumpatmu yang
telah melukai hatinya waktu itu. Bodoh. Perempuan bodoh.
Tapi kamu tahu, tidak ada yang bisa meruntuhkan tembok kepercayaannya
ketika dia percaya. Penyebab terbesar dari luka hatinya. Percaya kamu.
Mungkin menciptakan perempuan sabar memang cara Allah menaikan level kebaikan pada hatinya nanti.
Kepada Perempuan aneh dan naif itu, semoga dia membaca tulisan ini
hingga akhir dan membuatnya ingat bahwa tulisan ini sedang mencoba
menghiburnya dan sedang memberinya jalan untuk kembali bahagia.
‘jika hatimu sudah berani tuk memulai kembali. Yakinlah akan sampai.
Satu hal yang hatimu perlu ketahui. Ya, tidak ada jalan yang mulus. Jika
diujung jalan berduri ini adalah bahagiamu walau Mungkin nanti akan
jatuh lagi. Mungkin akan membuatnya menangis lagi. Mungkin akan
membuatnya menutup diri lagi. Percayalah, walau kata-kata ini tidak
membantu sama sekali.
Luka di hati adalah tanda bahwa kita sedang belajar.
Luka di hati adalah tanda bahwa kamu pernah tulus mencintai.
Luka di hati adalah tanda bahwa kamu memiliki cinta yang besar untuk dia yang bisa memperjuangkannya nanti.
hipwee.com